Selamat Datang di Alumni Connection

reuni3
Memories Album, Sharing & Learning, Alumni 85 SMP Negeri 9 Bandung

Apakah ciri-ciri orang yang beriman ?

Cuplikan kuliah subuh

Apakah ciri-ciri orang yang beriman itu ? jawabannya ada di surat Al-Mu'minun ayat 1-11.

al muminun

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (1) [yaitu] orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, (2) dan orang-orang yang menjauhkan diri dari [perbuatan dan perkataan] yang tiada berguna, (3) dan orang-orang yang menunaikan zakat, (4) dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, (5) kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; [1] maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (6) Barangsiapa mencari yang di balik itu [2] maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (7) Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat [yang dipikulnya] dan janjinya, (8) dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. (9) Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (10) [ya’ni] yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (11)

apa bedanya Redenominasi dengan Sanering?

Bedanya Redenominasi dengan Sanering

duit lamo 2Redenominasi adalah pemotongan angka uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilainya. Sedangkan sanering adalah pemotongan nilai uang menjadi lebih kecil dan mengubah nilainya.

Dalam redenominasi, Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, dengan harga barang yang semula Rp 10.000 juga berubah menjadi seharga Rp 10. Fisik kertasnya tidak digunting sebagaimana yang dilakukan di program sanering.

Berbeda dengan sanering yang secara fisik kertasnya dipotong atau digunting. Dimana Rp 10.000 dipotong menjadi Rp 10, sehingga dengan demikian harga barang yang semula Rp 10.000 belum tentu berubah menjadi seharga Rp 10.

Jadi, katanya redenominasi hanya semacam penyederhanaan penulisannya saja yang tidak akan merugikan. Sedangkan sanering itu merugikan, lantaran berubah nilainya. Katanya program sanering itu dilakukan karena ekonomi negara itu sangat buruk yang mendekati ambruk karena hiper inflasi. Sedangkan program redenominasi itu dilakukan karena tujuan efisien penulisan dan pembukuan saja. Benarkah begitu ?

Pemotongan sejumlah digit nominal kertas pada program redenominasi itu ternyata juga ada potensi meleset, dalam arti kata tak serta merta pasti diikuti dengan penyesuaian harga berdasarkan nominal baru itu.

Terlepas dari perdebatan soal definisi dan tetek bengek perbedaan antara redenominasi dengan sanering, sebenarnya ada apa kok Bank Indonesia mulai mewacanakan akan melakukan redenominasi seperti yang dilansir di Republika online.

”Redenominasi berbeda dengan sanering. Ini nilainya tidak berubah, hanya penulisannya disederhanakan,” kata Kepala Biro Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Iskandar Simorangkir, Selasa (4/5). Menurutnya, saat ini sudah banyak pertokoan besar yang juga sudah mempraktikkan ‘redenominasi’ dalam pelabelan harga.

Untuk menyederhanakan perbedaan redenominasi dengan sanering, Iskandar memberikan contoh harga beras. Misalnya, harga beras satu kilogram Rp 5.000. Dengan redenominasi, tiga digit nol dihilangkan, maka harga beras menjadi Rp 5. Harga beras tetap, hanya nominalnya disederhanakan. Daya beli uang yang terkena redenominasi pun tetap. Uang Rp 5 tetap bisa membeli satu kilogram beras.

Jika sanering yang berlaku, harga beras yang semula Rp 5.000 itu tidak serta-merta ikut menjadi Rp 5. Bisa jadi harga beras tetap Rp 5.000 atau Rp 50. ”Dengan sanering , yang berubah adalah nilai uangnya, bukan penulisan nominalnya. Ini yang merugikan rakyat,” kata Iskandar.

Menurut kabar, kewenangan mengetuk palu perihal keputusan kebijakan redenominasi itu, jika jadi dilaksanakan, ada pada pemerintah (lembaga eksekutif) bukan pada BI (Bank Indonesia).